Langit kembali menangis
Gunturnya menggetarkan bumi
Jiwa yang lelah kembali kutoreh
Ketika kau pergi di saat ku butuh
Aku tak kan hebat bila kau tak disisi.
Semuanya terasa begitu hambar
Ketika perlahan kau menjauh.
Serasa hati ini begitu pengap
Ketika kau tak bisa kulihat.
Lidah ini tak berasa
Saat kau tak bicara.
Kau juga tahu hatiku bukan terbuat dari baja
Mengapa juga kau begitu tega
Mematahkan semangat akan arti sebuah cinta
Kau mungkin begitu kuat
Kau mungkin begitu hebat
Bisa menyembungikan luka yang berkarat
Tapi lain halnya denganku
Lemahnya itu begitu nyata
Hingga langit pun menangis
Bisuku pun begitu sunyi
Hingga guntur pun menjerit
Aku hanya ingin kau ada disisiku
Menemani sepiku, rapuhku, tak berdayaku
Itu cukup bagiku
Bren
Cimaragas, 23 Februari 2017
Gunturnya menggetarkan bumi
Jiwa yang lelah kembali kutoreh
Ketika kau pergi di saat ku butuh
Aku tak kan hebat bila kau tak disisi.
Semuanya terasa begitu hambar
Ketika perlahan kau menjauh.
Serasa hati ini begitu pengap
Ketika kau tak bisa kulihat.
Lidah ini tak berasa
Saat kau tak bicara.
Kau juga tahu hatiku bukan terbuat dari baja
Mengapa juga kau begitu tega
Mematahkan semangat akan arti sebuah cinta
Kau mungkin begitu kuat
Kau mungkin begitu hebat
Bisa menyembungikan luka yang berkarat
Tapi lain halnya denganku
Lemahnya itu begitu nyata
Hingga langit pun menangis
Bisuku pun begitu sunyi
Hingga guntur pun menjerit
Aku hanya ingin kau ada disisiku
Menemani sepiku, rapuhku, tak berdayaku
Itu cukup bagiku
Bren
Cimaragas, 23 Februari 2017
Baca juga:
Advertisement
Terima kasih sudah berkomentar
EmoticonEmoticon