Hi kamu.
Yang masih mengingat sendiri.
Begitu juga aku sama tak beda
Menatap langit dalam seutas resah
Memegang dagu kemudian melayang
Melukis wajah dalam doa
Sesekali mengeluh tanpa suara
Kemudian mengusap pipi agar tak basah
Malam ini aku mengukir wajah
Ayu nan gemulai sedikit merah muda
Kumasukan dalam wadah berbalut sekat
Terkadang wajah memerah
Saat kawan menggoda
Bercerita namamu aku malu,
Malu tak ingin jauh dari kembangku
Senang hati ini menjadi mekar
Ku kecup wangi menggoda
Tangan menggenggam jemari lentik
Ku inging hanya aku yang punya
Jangan coba kalian menjadi kumbang
Tentu takkan kubiarkan kalian mengambil madunya
Karena itu akan kubawa pulang
Ku pamerkan kepada keluarga
Untuk menemaniku dikamar
Dan paginya selalu menyapa
Dengan kata sayang.
Bren
Banjar, 17 Februari 2017
Yang masih mengingat sendiri.
Begitu juga aku sama tak beda
Menatap langit dalam seutas resah
Memegang dagu kemudian melayang
Melukis wajah dalam doa
Sesekali mengeluh tanpa suara
Kemudian mengusap pipi agar tak basah
Malam ini aku mengukir wajah
Ayu nan gemulai sedikit merah muda
Kumasukan dalam wadah berbalut sekat
Terkadang wajah memerah
Saat kawan menggoda
Bercerita namamu aku malu,
Malu tak ingin jauh dari kembangku
Senang hati ini menjadi mekar
Ku kecup wangi menggoda
Tangan menggenggam jemari lentik
Ku inging hanya aku yang punya
Jangan coba kalian menjadi kumbang
Tentu takkan kubiarkan kalian mengambil madunya
Karena itu akan kubawa pulang
Ku pamerkan kepada keluarga
Untuk menemaniku dikamar
Dan paginya selalu menyapa
Dengan kata sayang.
Bren
Banjar, 17 Februari 2017
Baca juga:
Advertisement
Terima kasih sudah berkomentar
EmoticonEmoticon